Resume Evaluasi Pembelajaran di SD

Konsep  Dasar Penilaian dalam Pembelajaran
Pada saat penilaian kita sering menggunatakn istilah tes, pengukuran asesmen dan  evaluasi. Berikut rangkuman berikut merupakan pengertian dari istilah tersebut.
1. Tes =  Tes didenifisikan sebagai seperangkat  pertanyaan atau tugas  yang direncanakan untuk memperoleh infotmasi yang terkait tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan, dan dalam setiap pertanyaan tersebut mempunyai  jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Tes merupakan alat ukur  untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah.
Yang termasuk kelompok tes antara lain :
- Tes objektif dan tes uraian
Yang termasuk  kelompok bukan tes (non tes )
- Pedoman pengamatan,
- Skala rating
- Skala sikap dan
- Pedoman wawancara
2. Pengukuran
Keberhasilan pendidikan hanya dapat diketahui setelah melakukan pengukuran. Segala penelitian yang dilakukan dalam berbagai bidang selalu melibatkan  pengukuran baik pengukuran yang bersifat  kualitatif maupun kuantitatif.
Kesalahan pengukuran dapat bersumber dari  tiga hal yaitu :
1. Alat ukur
2. Objek yang di ukur atau orang yang melakukan pengukuran
Kesalahan pengukuran biasanya bersifat random ( acak ) atau juga  bersifat sistimatis. Kesalahan acak karena disebabkan  adanya perbedaan  kondisi fisik dan mental yang diukur dan yang mengukur.  Sedangkan kesalahan sistimatis bersumber dari kesalahan alat ukur,yang diukur atau yang mengukur.
3. Asesmen, merupakan kegiatan untuk mengumpukkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari  berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar siswa dan perkembangan belajarnya. Berbagai jenis tagihan berupa ; kuis,  ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja dan sebagainya.
4. Evaluasi, merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanan suatu program subtansi pendidikan termasuk kurukulum dan penilaian (asesmen) serta pelaksanaanya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan,  dan renofasi pendidikan secara keseluruhan.
Evaluasi bertujuan = untuk meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya
Penilaian dalam arti asesmen merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi pencapaian hasil belajar dan kemajuan belajar siswa serta mengefektifkan  penggunaan informasi tersebut untuk mencapai tujuan  pendidikan.
Penilaian dalam arti evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan  suatu sistem pendidikan secara keselurhan.

Tes  merupakan salah satu jenis alat ukur yang digunakan  untuk menagih hasil belajar siswa.
Perinsip-prinsip penilaian
1. Berorirentasi pada pencapaian kompetensi
2. Valid
3. Adil
4. Objektif
5. Berkesinambungan
6. Menyeluruh
7. Terbuka
8. Bermakna
Sebagai salah satu alat ukur siswa, tes mempunyai  beberapa kelemahan anatara lain :
1. Hampir semua jenis tes dapat mengukur  hasil belajar  dalam ranah kognitif dan keterampilan sederhana.
2. Hasil tes sering dijadikan satu-satunya indikator keberhasilan siswa
3. Dalam pelaksanaannya teks selalu menimbulkan kecemasan pada diri peserta tes.
4. Tes sering kali justru menghukum siswa yang kreatif.




Jenis tes dan fungsinya dalam pembelajaran
1. Tes seleksi
Sesuai dengan namannya dimaksudkan untuk menyeleksi atau memilih calaon  yang dapat diterima untuk mengikuti suatu program, dengan demikian tes seleksi untuk menghasilkan seleksi-seleksi terpilih yang dapat diterima untuk mengikuti suatu program
2. Tes pembelajaran
Untuk menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya, dengan demikian tes penempatan dapat digunakan untuk mengelompokkan siswa  dalam suatu kelompok yang relatif homogen kemampuan atau keterampilannya.
3. Pre-Tes
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran yang akan disampaikan
4. Pos-Tes
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa  mencapai program  setelah mengikuti program tersebut.
Dengan demikian pre-Tes dan Pos-Tes dapat digunakan untuk menilai efektifikas pembelajaran yang telah dilakukan
5. Tes formatif
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan, dengan demikian memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan.
6. Tes Diagnosik
Dimaksudkan untukmengetahui kesulitan yang diamali siswa dalam memahami materi pembelajaran, dengan demikian tes diagnosik dapat digunakan sebagai langkah awal untuk menentukan  dan memperbaiki atau menghilangkan penyebab kesulitan siswa  dalam memahami suatu materi pembelajaran.
7. Tes Sumatif
Untuk meniliai keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, dengan dmikian tes sumatif digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
8. Tes unjuk kerja
Dimaksudkan untuk menilai performance siswa dalam menghayati atau menghasilakn suatu karya hasil belajar
Manfaat tes sumatif
a. Bagi sisswa adalah agar siswa lebih berusaha lagibelajar lebih keras agar pada semester berikutnya  prestasinya akan meningkat.
b. Bagi guru adalah untuk mengetahui berapa jumlah siswa yang belum dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan
c. Bagi orang tua  adalah untuk mengetahui prestasi anak disekolah.
d. Bagi kepala sekolah adalah untuk menegetahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran  yang telah ditetapkan oleh GBHN, dan dapat pula hasil tes sumatif digunakan sebagai pembanding dengan kelas lain


Modul 2
Pengembangan hasil belajar

Keunggulan Dan Kelemahan Tes
Tes Objektif
- Keungguan tes objektif
a. Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai sedang (ingatan, pemahaman dan penerapan)
b. Semua atau sebagian  materi yang telah diajarkan  dapat ditanyakan saat ujian.
c. Pemberian skor pada siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan konsisten karena jawabanny yang benar untuk setiap butir soal jelas dan pasti
d. Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda  akan memungkinkan  untuk dilakukan analisis pada butir soal.
e. Tingkat kesukaran butif soal dapat dikendalikan
f. Informasi  yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya

- Kelemahan tes Objektif
a. Butir soal yang diujikan kebanyakan hanya mengukur proses berfikir rendah, walaupun tujuan pembelajaran yang diukur sebenarnya lebih tinggi
b. Membuat pertanyaan tes objektif lebih sukar  dari pada pertanyaan uraian.
c. Kemampuan anak dapat terganggu dalam membaca mereka
d. Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan dan menyatakan  idenya sendiri karena semua jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan penulis soal

- Upaya untuk meminimalkan  kelemahan tes objektif :
a. Agar butir soal objektif yang ditulis dapat mengukur tujuan  pembelajaran yang telah ditetapkan , penulis harus selalu berorientasi pada kisi-kisi soal.
b. Untuk mengatasi lamanya penulisan butir soal, dengan berlatih dengan baik dalam menulis soal objektif.
c. Upaya untuk mengatasi agar kemampuan anak tidak terganggu oleh kemampuan membaca dengan cara menulis butir soal  yang baik sesuai dengan  kaidah penulisan butir soal objektif yang telah ditentukan. Sedangkan untuk mengatasi masalah tebakan (quessing) dengan memperbanyak alternatif jawaban menjadi empat atau lima.
d. Untuk mengatasi tes objektif yang tidak dapat mengemukakan idenya sendiri adalah dengan menggunakan tes uraian karena hanya tes uraian yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan idenya sendiri.

Tes Uraian
- Keunggulan tes uraian
a. Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir yang tinggi
b. Tepat untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur dengan teks objektif
c. Waktu yang digunakan untuk menulis butir soal lebih cepat
d. Menulis tes uraian lebih mudah dari pada meunulis tes objektif

- Kelemahan tes uraian
a. Terbatasnya  sampel materi yang ditanyakan
b. Sukar memeriksa jawaban siswa

Pemberian skr yang kurang objektif dan kurang konsisten dikarenakan  beberapa hal;
1. Adanya hallo effecf
2. Adanya efek bawaan (cary over effect)
3. Efek urutan pemeriksaaan (order effect)
4. Pengaruh penguasaan bahasa
5. Pengaruh tulisan tangan



- Beberapa hal yang diupayakan  untuk menekan dan meminimalkan  kelemahan tes uraian
1. Untuk meningkatkan jumlah sampel  materi yang disampaikan. Upaya yang dialakukan adalah   dengan membuat pertanyaan yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa.
2. Upaya untuk mengurangi unsur subjektifitas  pemeriksa dengan memeriksa hasil ujian tanpa nama, jika hasil tes diberinama maka nama tesebut harus ditutup.
3. Agar hasil pemeriksanaan tes uraian yang anda lakukan lebih objektif dan konsisten maka lakukan pemeriksanaan dengan cara :
a. Gunakan tes uraian terbatas
b. Gunakan dua pemeriksa atau  memeriksa setiap hasil tes siswa.
c. Lakukan uji coba pemeriksaan.
d. Sepakat pemberian skor dengan pemeriksa kedua.
e. Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan atau menutup nama perserta tes.
f. Upaya untuk menghindari carry effect dengen memeriksa jawaan soal nomor 1 untuk keseluruhan siswa dan 2 untuk keseluruhan siswa dan seterusnya
g. Upay untuk menghindari  order effect adalah berhentilah jika anda sudah merasa lelah.

Mengembangkan Tes
Tes objektif
1. Benar – salah
Merupakan pernyataan dimana siswa diminta untuk menemukan  apakah pernyataan tersebut benar atau salah, tepat atau tidak tepat, ya atau tidak. Pada umumnya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai fakta, definisi, prisnsip,  teori. Juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan untuk membedakan, antara fakta pendapat dan opini, dan jika dikontruksi dengan baik, dapat untuk mengukur hasil belajar yang lebih tinggi. Menjodohkan
2. Tes Menjodohkan
Tes menjodohkan  merupakan tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah soal dan kolom kedua adalah jawabannya. Kelebihannya mudah dibuat penskorannya mudah banyak menguji banyak materi yang diajarkan pada siswa. Kelemahannya butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar sederhana
3. Tes Pilihan Ganda
Kontruksi tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian yaitu pokok sola dan alternatif jawaban satu diantara jawaban tersebut adalah jawaban benar dan yang lainnya adalah  jawaban  pengesoh.
Ragam tes pilihan ganda
- Melengkapi pilihan
- Hubungan antar hal
- Analisis kasus
- Ganda kompleks
- Membaca diagram
Cara mengkontruksi tes pilihan ganda yang baik
- Kalimat atau pertanyaan harus bisa menentukan jawaban yang benar atau salah
- Hindari penulisan soal B – S yan hanya mengukur hasil belajar yang tidak mengukur kompetensi tetapi kontruksilah butir soal B – S yang lebih penting dan bermakna.
- Upayakan soal B – S  menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan
- Hindari pernyataan negatif
- Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks
- Pernyataan yang benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal panjang dan pendek kalimat
- Jumlah pertanyaan untuk jawaban yang benar  hendaknya seimbang dengan jumlah pertanyaan  yang salah
4. Tes Uraian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tes uraian
- Tulis tes uraian berdasarkan  perencanaan tes yang telah anda  buat
- Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar atau  tidak  tepat jika di ukur dengan tes objektif
- Gunakan tes uraian terbatas
- Usahakan tes uraian yang dibuat  dapat mengungkap  pendapat bukan hanya sekedar menyebutkan fakta.
- Rumusan pertanyaan harus jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan  salah tafsir bagi siswa
- Hindari penggunaan pertanyaan pilihan
Ada dua cara  yang dapat digunakan untuk memeriksa hasil tes uraian siswa yaitu metode analitik dan metode holistic.
Perencanaan tes
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tes
1. Pemilihan dari sampel materi yangdiujikan
2. Jenis tes yang akan digunakan
3. Jenjang kemampuan berfikif yang ingin diuji
4. Ragam tes yang digunakan
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal.
6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian
7. Jumlah butir soal
Untuk membantu mempermudah pengisian format kisi-kisi, lakukan langkah-langkah berikut:
1. Siapkan format kisi-kisi clan buku materi yang akan Anda gunakan sebagai sumber dalam pembuatan kisi-kisi.
2. Tentukan pokok bahasan clan sub-pokok bahasan yang akan dipilih sebagai sampel materi yang akan diujikan. Kemudian tuliskan pokok bahasan dan sub-pokok bahasan tersebut pada lembar kisi-kisi.
3. Tentukan berapa jumlah butir soal yang layak ditanyakan dalam satu waktu ujian tersebut. Penentuan jumlah butir soal harus memperhatikan tingkat kesukaran butir soal clan proses berpikir yang ingin diukur.
4. Sebarkan jumlah butir soal tersebut per pokok bahasan. Penentuan jumlah butir soal per pokok bahasan hendaknya dilakukan secara proporsional berclasarkan kepentingan atau keluasan pokok bahasan.
5. Distribusikan jumlah butir soal per pokok bahasan tersebut ke dalam sub-pokok bahasan sub-pokok bahasan..
6. Distribusikan jumlah butir soal per sub-pokok bahasan tersebut ke dalam kolom-kolom proses berpikir dan tingkat kesukaran butir soal. Pendistribusian ini harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur ketercapaiannya clan proses berpikir yang dikembangkan selama proses pembelajaran.


Modul 3
Konsep Dasar Asesmen  Alternatif

Penggunaan asessmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada tahun 1980-an. Tes dibuat oleh orang yang tidak terlibat dalam  proses pemelajaran (PBM) asala orang tersebut mengetahui Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai, mengusai materi yang akan  diajarkan, dan mempunyai keterampilan dalam membuat tes.
penilaian yaitu penilaian dalam arti asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen, yaitu traditional assessment, performance assessment, authentic assessment, portfolio assessment, achievement assessment, dan alternative assessment.
1. Asesmen  tradisional mengacu pada tes tertulis (paper and pencil test). Asesmen tradisional hanya mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alai ukur yaitu tes tertulis.
2. Performance assessment (asestfi6 kinerja) merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk mendemonstrasikan kemampuannya balk pengetahuan atau keterampilan dalam bentuk kinerja nyata yang ditunjukkan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya menjawab atau memilih jawaban yang sudah tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil belajar siswa dan proses belajarnya.
3. Prtofolio asesment merupakan  kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistimatis yang menunjukkan  upaya proses hasil dan kemampuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu.
4. Achievement assesment merupakan pengertian umum terhadap semua usaha yang mengukur, mengetahuidan mendiskripsikan  hasil belajar siswa,  baik usaha yang dilakukan dengan tes, asesmen kinerja, protofolio dan  semua usaha untuk memperoleh hasil belajar siswa.
Keunggulan asessment alternatif
- Dapat menilai hasil belajar siswa yang kompleks dan keterampilan-keterampilan  yang tidak dapat dinilai dengan asessment tradisional
- Menyajikan hasil penilainan yang lebih hakiki, lansung dan lengkap
- Meningkatkan motivasi siswa
- Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata
- Memberi kesempatan pada siswa untuk selfevaluation.
- Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
- Meningkatkan daya tranfebilitas hasil belajar.
Kelemahan asessment alternatif
- Membutuhkan banyak waktu
- Adanya unsur subyektifitas dalam pensekoran
- Ketepatan pensekoran rendah
- Tidak tepat untuk kelas besar.

Bentuk Asessmen Kinerja
A. Tugas  (Task)
Sesuai namanyajenis ini meminta anak untuk melakukan sesuatu atau menunjukkan kinerjanya sesuai dengan tugas yang diberikan guru. Contoh berbagai jenis tagihan
1. Computer adaftiv testing
2. Tes pilihan ganda yang diperluas
3. Tes uraian terbuka
4. Tugas individu
5. Tugas kelompok]
6. Proyej
7. Interview
8. Pengamatan

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun tugas
1. Mengidentifikasi  pengetahun  dan keterampilan  yang akan dimiliki siswa setelah mereka mengerjakan tugas
2. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat  menunjukkan  kemampuannya dalam berfikit dan keterampilan.
3. Menetapkan kriteria keberhasilan
B. Kriteria Penilaian (Rubrik)
Bebrapa langkah yang harus diperhatikan dalam  menyusun rubrik
- Menentukan konsep, keterampilan dan kinerja yang akan dinilai
- Merumuskan serta menentukan  uruttan konsep dan keterampilan yang akan dinilai
- Menentukan tugas yang akan dinilai
- Menentukan sekala yang akan digunakan
- Menentukan  skala yang akan digunakan
- Mendiskripsikan kinerja mulai dari yang diharpkan  sampai kinerja yang tidak diharapak
- Melakukan uji coba
- Melakukan revisi berdasarkan hasil uji coba
Secara lebih rinci Chicago Public School (CPS) menjelaskan beberapa langkah dalam pengembangan rubrik yaitu:
1. Guru bersama teman sejawat menentukan dimensi kinerja yang akan dinilai. Pedoman yang digunakan adalah GBPP (Garis-Garis Besar Program Pengajaran).
2. Cocokkan dimensi kinerja tersebut dengan kinerja siswa secara rill di lapangan untuk melihat kesesuaiannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada suatu dimensi yang mendapat penekanan berlebih dari dimensi yang lain dan untuk mengidentifikasi adanya kemungkinan dimensi kinerja yang belum tercantum.
3. Revisilah dimensi-dimensi kinerja tersebut sehingga menjadi lebih tepat.
4. Setelah itu definisikanlah setiap dimensi kinerja tersebut. Pendefinisian ini merupakan langkah yang kritis karena jika terjadi kesalahan dalam k - membuat definisi maka penilaian terhadap kinerja tersebut menjadi tidak tepat.
5. Menentukan skala dari dimensi kinerja yang akan dinilai. Setiap kategori skala harus didefinisikan secara jelas dan diberi contoh kinerja yang ditunjukkan pada setiap kategori.
6. Sebelum rubrik ini digunakan, lakukan penilaian terhadap rubrik tersebut.
7. Lakukan uji coba untuk mengetahui apakah rubrik tersebut dapat digunakan atau tidak.
8. Jika rubrik sudah dianggap balk, lakukan sosialisasi dengan melibatkan pihak yang terkait. Langkah ini dimaksudkan agar semua pihak yang terkait sepakat dengan asesmen ini.

Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai actin untuk menilai suatu rubrik:
,Seberapa jauh rubrik tersebut berhubungan langsung dengan kinerja yang akan dinilai? Rubrik yang baik harus jelas hubungannya dengan setiap dimensi atau aspek kinerja yang dinilai.
Seberapa jauh rubrik tersebut mencakup keseluruhan dimensi atau aspek kinerja yang dinilai?
1. kriteria yang digunakan sudah menggunakan standar yang
secara umum berlaku untuk kinerja yang dinilai?
2. Sejauh mana ketepatan definisi dari dimensi dan skala yang dibuat?
3. Jika menggunakan skala numerik, sejauh mana angka-angka tersebut mampu menggambarkan perbedaan dari setiap kategori kinerja?
4. Pada saat rubrik tersebut digunakan oleh lebih dari sate penilai, Seberapa jauh perbedaan skor yang diberikan oleh kedua penilai?
5. Apakah rubrik yang digunakan dapat dipahami oleh siswa dengan baik?
6. Apakah rubrik tersebut cukup adil dan bebas dari bias?
7. Apakah rubrik tersebut cukup praktis dan mudah digunakan?

Berdasarkan kegunaannya, rubrik dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic dan rubric analytic rubric.
a. Holistic Rubric
Yang dimaksud dengan holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara umum. Karena deskripsi kinerjanya dibuat umum maka biasanya holistic rubric dapat digunakan untuk menilai berbagai jenis kinerja.
b. Analitic ribrik
Ribrik yang dimensi atau  aspek kinerjanya dibuat lebih rinci, demikian pula diskripsi setiap aspek kenerjannya.
Asesmen Portofolio
Secara lebih rinci karakteristik  portofolio adalah
1. Asesmen portofolio adalah  asesmen yang menuntut adanya kinerja sama antara murid dengan guru
2. Asesemen portofolio tidak hanya sekedar mengumpulkan tugas hasil karya tetapi yang terpenting adalah proses koleksi yang dilakukan berdasarkan  kriterian tertentu untuk dimasukkan  kedalam kumpulan hasil kerya siswa
3. Hasil karya siswa  dikumpulkan dari waktu-kewaktu.kriteria yang diguakan harus jelas baik bagi guru maupun siswa
Ada beberapa kompenen penting yangharus diperhatikan dalam menggunaka portofolio
1. Portofolio hendaknya memiliki kriteria peniaian yang jelas, spesifik dan berorientasi pada research based criteria
2. Untuk mendisain portofolio perlu diperhatikan berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang berkontribusi terhadap portofolio.
3. Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil lukisan, skor tes, foto dan sebagainya.
4. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
5. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain.
6. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang berkepentingan terhadap portofolio tersebut seperti guru, sekolah, orang tua, dan siswa sendiri.

PERENCANAAN PORTOFOLIO
Apabila Anda ingin menggunakan portofolio sebagai alas asesmen, Anda perlu merencanakan dengan cermat. Shaklee et.al (1977) memberikan delapan pedoman yang harus Anda perhatikan pada saat merencanakan portofolio:
1. Menentukan kriteria dan atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio. Ina merupakan langkah awal yang harus Anda lakukan.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan¬rumusan hasil belajar yang dapat diamati. Kriteria atau standar tersebut harus tepat untuk umur, kelas, dan materi siswa yang akan dinilai.
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti portofolio dan melengkapi penilaian.
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholders) dengan portofolio siswa. Stakeholders yang penting dalam portofolio siswa adalah guru, siswa itu sendiri, teman sekelas, orang lain yang mengetahui persis kemampuan siswa, dan orang tua siswa.
5. Menentukan jenisenis bukti yang harus dikumpulkan.
6.    Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan.
7.   Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio.
5. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat membandingkan.
Dalam pelaksanaan portofkio tugas guru adalah
1. Mendorong dan memotivasi siswa
2. Memonitor pelaksanaan tugas
3. Memberikan umpan balik
4. Memamerkan hasil portofolio

Penilaian Ranah Afektif
Ranah afektif terdiri dari 5 level
1. Receiving
2. Responding
3. Valung
4. Organitation
5. Caracterization
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah
1. Sikap
2. Minat
3. Konsep diri dan Nilai
Beberapa cara  penilaian afektif dilakukan :
1. Pengamatan langsung
2. Wawancara
3. Angket atau kuesioner
4. Teknik proyektil
5. Pengukuran terselubung

Pengembangan alat ukur dimulai dengan
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definis konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menjabarkan definisi opersional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan  indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan  dalam instrumen

Comments