Upaya Meningkatkan Pembelajaran Akuntansi Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Pada Siswa

June 23, 2018
Berikut ini kami bagikan  file Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Upaya Meningkatkan Pembelajaran Akuntansi Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Pada Siswa, dapatkan juga file PTK tersebut dalam format microsoft word.
Upaya Meningkatkan Pembelajaran Akuntansi Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Pada Siswa
Upaya Meningkatkan Pembelajaran Akuntansi Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Pada Siswa

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR PADA SISWA ………………………………………….
TAHUN ……………………




KARYA TULIS ILMIAH


OLEH
………………………………………….
NIP……………………..




DINAS PENDIDIKAN KOTA…………
……………………………………
………………………………………………..

HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR PADA SISWA ………………………………………….
TAHUN ……………………


KARYA ILMIAH

BERJUDUL


OLEH
…………………………………………………..

TELAH DISETUJUI,

Pengelola Perpustakaan  Ketua  PGRI
………………………. .  Kota


………………………  …………………
NIP:                               NIP

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan pada waktunya.
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Akuntansi Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Pada Siswa …………………………………………. Tahun ……………………”ini, disusun untuk memenuhi persyaratan kenaikan golongan profesi guru dari IVa ke IVb.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini  tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Yth Kepala Dinas Pendidikan Kota  …………….
2. Yth Ketua PGRI Kota ………………………
3. Yth Rekan-rekan Guru …………………
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan  saran  yang bersifat  membangun sangan peneliti harapkan demi kesempurnaan penelitian ini dan demi penelitian yang akan datang.



………………,Oktober 2001

Penulis

ABSTRAKSI

……………….,2001. “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Akuntansi Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Pada Siswa …………………………………………. Tahun ……………………”

Kata  kunci: Akutansi, Ekspositori
Harus kita akui bahwa faktor guru merupakan kunci keberhasilan usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan, betapapun faktor-faktor lainnya itu dapat kita sediakan sebagaimana mestinya. Usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan membawa akibat terhadap  guru-guru yang ada sekarang. Perubahan-perubahan yang menjadi akibat pembaharuan kurikulum, penggunaan buku pelajaran baru, alat pelajaran baru dan proses belajar mengajar baru yang disarankan dalam kurikulum baru itu memerlukan penyesuaian-penyesuain terhadap guru-guru yang ada sekarng, baik dalam hal materi pengajaran, metode dan teknik mengajar, maupun sikap mengajaranya yang serasi.   
Penelitian  ini berdasarkan permasalahan (a)Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar mata diklat akuntansi dengan diterapkannya strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir? (b) Bagaimanakah pengaruh strategi  pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir terhadap motivasi belajar mata diklat akuntansi?
Sedangkan tujuan dari  penelitian ini adalah (a)ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar mata diklat akuntansi setelah diterapkannya strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. (b) Mengetahui pengaruh motivesi belajar  siswa setelah diterapkan strategi pembelajaran ekspositori (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran mata diklat Akuntansi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
  Penelitian ini menggunakan tindakan (Action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian  ini adalah siswa kelas ………………………………………………tahun pelajaran…………………. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi  kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil  analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (66,67%), siklus II (80,96%), dan siklus III (92,86%)
Simpulan  dari penelitian ini adalah metode pembelajaran ekspositori dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa……………………………., serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran mata diklat akuntansi

DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman pengesahan  ii
Kata Pengantar  iii
Abstraksi  iv
Daftar Isi  v
Daftar Lampiran  vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar  Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Kegunaan Penelitian 4
E. Definisi Operasional Variabel 4
F. Batasan Masalah 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB)  6
B Hakikat dan Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB) 6
C. Latar Belakang Filosofi dan Psikologi SPPKB 12
D. Hakekat Kemampuan Berpikir dalam SPPKB 16
E. Karakteristik SPPKB 14
F. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional 16
G. Tahapan-tahapan Pembelajaran SPPKB 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, waktu dan subjek penelitian 31
B. Rancangan Penelitian 31
C. Alat Pengumpulan Data 35
D. Analisis Data 36
BAB IV HASIL  PENELITIAN DAN  PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 31
B. Pembahasan 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 50
B. Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 53

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
Lampiran 1Biodata Penulis  53
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran  54
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Pengelolaan Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir 56
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa  dan Guru Dalam KBM
Lampiran 5 Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I 58
Lampiran 6 Data Pengamatan Aktivitas Guru  dan Siswa  Putaran II 59
Lampiran 7 Data Pemangatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III 60
Lampiran 8 Hasil Tes Ulangan Harian Pada Siklus I 61
Lampiran 9  Hasil Tes Ulangan Harian Pada Siklus II 63
Lampiran 10 Hasil Tes Ulangan Harian Pada Siklus III 65

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kualitas hasil pendidikan tentunya bergantung pada ada maksud mengadakan pendidikan itu sendiri jika bertitik tolak dari rumusan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, maka ada sekurangnya dua aspek kualitas yang ditinjau, yaitu aspek kepribadian dan aspek kemampuan. Aspek kemampua sendiri masih bisa dikelompokkan dalam dua jenis yaitu  kemampuan  akademis dan kemampuan keterampilan. Kedua jeni kemampuan itu mempunyai norma yang disebut mutu. Ukuran-ukuran itu bersifat universal, dalam arti kita dapat membandingkan mutu kemampuan akademik maupun  mutu kemampuan keterampilan hasil produksi  institusi yang berbeda. Kita bisa membandingkan tingkat kefasihan berbahasa, kita dapat membandingkan keterampilan memainkan alat musik, kita bisa membandingkan kecerdasan mencetuskan gagasan-gagasan baru kita bisa membandingkan kecekatan mengelola produk teknologi baru dan sebagainya.
Sesuai dengan system pendidikan yang sekarang kita anut, usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan  hanya akan berhasil baik bila tersedia  guru dalam jumlah dan mutu yang diperlukan. Harus kita akui bahwa factor guru merupakan faktor utama

B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis perumuskan permaalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar mata diklat akuntansi dengan diterapkannya strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir pada siswa……………………………tahun pelajaran……………………
2. Bagaimanakah pengaruh strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir terhadap motvasi belajar mata diklat akuntansi pada siswa ……………tahun pelajaran………………………..

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar mata diklat akuntansi setelah diterapkannya Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir pada siswa ………………..tahun pelajaran…………………
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar mata diklat  akuntansi setelah diterapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir  pada siswa Kelas ……………………………. Tahun pelajaran……………….
3. Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran mata diklat akuntansi  dalam meningkatkan  prestasi belajar pada siswa kelas…………………….tahun pelajaran…………………….


D. Kegunaan Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru mata diklat akuntansi dalam meningkatkan pemahaan siswa belajar mata diklat akuntansi.
2. Sumbangan pemikiran bagi guru mata diklat akuntansi dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar mata diklat akuntansi
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
4. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran diklat akuntansi.
5. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran mata diklat  akuntansi.

E. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak  terjadi salah  persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran peningakatan kemampuan berpikir adalah
Strategi pembelajaran yang  menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal
2. Motivesi belajar adalah
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau  tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Prestasi belajar adalah
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

F. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas…………………tahun pelajaran…………………………
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober semester ganjil tahun pelajaran …………………………..
3. Meteri yang disampaikan adalah pokok bahasan transaksi keuangan

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan berpikir (SPPKB)
SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa Joyee Weil (1980) menempatkan model pembelajaran ini ke dalam bagian model pembelajaran Cognitive Growth Intecreasing the Capacity to Think.
Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan  begitu saja kepada siswa . Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak berpikir.

B. Hakikat dan Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilaksanakan para guru kita adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berpikr siswa. Dalam setiap proses pembelajaran pada mata  pelajaran apa pun kita lebih banyak mendorong siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran. Strategi pembelajaran ini pada awalnya dirancang untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran hafalan. Namun demikian tentu saja dengan berbagai penyesuaian topik, strategi pembelajaran ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain. Berdasarkan hasil penelitian, selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran kelas dua. Para orang  tua siswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan pelajaran lainnya, seperti IPS dan Matematika (Sanjaya, 2002). Hal ini merupakan pandangan yang keliru, sebab pelajaran apa pun diharapkan dapat mebekali siswa baik untuk terjun ke masyarakat  maupun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kekeliruan ini juga  terjadi pada sebagian besar para guru. Mereka berpendapat  bahwa apa IPS pada hakikatnya adalah pelajaran hafalan yang tidak menantang untuk berpikir. IPS adalah pelajaran yang sarat dengan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data atau fakta yang harus dihafal dan tidak perlu dibuktikan.
Sekarang bagaimana mengubah paradigma berpikir IPS  sebagai mata pelajaran hafalan? Bagaimana IPS dapat dijadikan mata pelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa?
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir  siswa melalui tlaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas, pertama, SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran akan tetapi bagaimana siswa  dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan kepada asumsi bahwa kemampuan berbicara secara verbal merupakan salah satu kemampuan berpikir.
Kedua,  telaah fakta-fakta social atau pengalaman social merupakan dasar pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman social anak untuk mendiskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupa sehari-hari.
Ketiga, sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah social sesuai dengan taraf perkembangan anak.

C. Latar Belakang Filosofi dan Psikologis SPPKB
1. Latar Belakang  Filosofis
Pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan manusia atapun antara manusia dengan lingkungannya. Proses interaksi ini diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, misalnya yang berhubungan  dengan tujuan perkembangan kognitif, afektif atau psikomotir. Tujuan pengembangan kognitif adalah proses pengembagnan intelektual yang erat kaitannya dengan meningkatkan aspek pengetahuan itu? Hal itu merupakan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar yang membutuhkan kajian folosofis
Dilihat dari bagaimana pengetahuan itu bisa diperoleh manusia, dapat didekati dari dua pendekatan yang berbeda, yaitu pendekatan rasional dan pendekatan empiris. Rasionalisme menyatakan bahwa  pengetahuan menunjuk kepada objek dan kebenaran itu merupakan akibat dari deduksi logis. Alran rasinalis menekankan pada rasio, logika dan pengetahuan deduktif. Berbeda dengan aliran rasionalis, aliran empiris lebih  menekankan kepada pentingnya pengalaman dalam memahami setiap objek. Aliran ini memanfang bahwa  semua kenyataan itu diketahui melalui indera dan criteria  kebenaran itu adalah kesesuaian dengan pengalaman . dengan demikian pandangan empiris menekankan kepada pengalaman dan pengetahuan induktif.
Apabila kita simak, baik aliran rasional maupun aliran empiris, keduanya berangkat dari dasar pemikiran yang sama yaitu bahwa sumber utama dari pengetahuan adalah dunia luar atau objek yang ada di luar individu, atau objek yang menjadi pengamatnya. Yang menjadi masalah adalah apakah pengetahuan itu semata-mata hanya terbentuk karena objek itu? Bukankah objek itu tidak akan memiliki arti apa-apa  tanpa individu sebagai subjek yang menafsirkan data objektif itu? Apa artinya sebuah kenyataan tanpa interaksi dari subjek? Apakah pengetahuan itu bersifat statis yang telah dihasilkan oleh pemikir terdahulu, seperti  yang diklaim oleh aliran idealisme?
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu terus berkembang dan menjadi bahan pemikiran manusia, hingga muncul aliran konstruktivisme yang berkembang pada  penghujung abad dua puluh. Menurut alran konstruktivisme pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dan faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untk menginterpretasi objek tersebut. Kedua faktor itu sama penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemamuan subjek untuk menginterprestasikan objek tersebut. Kedua faktor itu sama pentingnya. Dengan demikian, pengetahuan itu tidak bersifat statis tapi bersifat dinamis, tergantung individu  yang melihat dan mengkonstruksinya. Inilah dasar filosifis dalam   pembelajaran berpikir. Selanjutnya tentang hakikat pengetahuan menurut filsafat konstrutivisme adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyatan melalui subjek.
b. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan struktur yang perlu untuk pengetahuan.
c. pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan apabila konsepsi itu berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang (Suparno, 1992:21)
Sesuai dengan penjelasan di atas, maka dalam proses pembelajaran berpikir, pengetahuan tidak diperoleh sebagai hasil transfer dari orang lain, akan tetapi pengetahuan diperoeh melalui interaksi mereka dengan objek fenomena,  pengalaman, dan lingkungan yang ada. Suatu pengetahuan dianggap benar , manakala pengetahuan tersebut berguna untuk menghadapi dan memecahkan  persoalan atau fenomena yang muncul. Aliran konstruktivisme menganggap bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada orang lain, tetapi harus  diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing individu. Oleh sebab itu model pembelajaran berpikir menekankan kepada  aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan objek, menganalisis dan mengkonstruksinya sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam diri individu.
2. Latar Belakang Psikologis
Landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologis kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakekatnya  merupakan peristiwaq mental, bukan peristiwa behavioral. Sebagai peristiwa mental perilaku manusia tidak semata-mata merupakan gerakan fisik saja akan tetapi yang lebih penting adalah adanya faktor pendorong  yang menggerakkan fisik itu. Mengapa demikia? Sebab manusia selamanya memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya. Kebutuhan  itulah yang mendorong manusia untuk berperilaku. Piaget menyatakan. “……..children have a built in desire to learn” Inilah yang melatarbelakangi SPPKB
Dalam perspektif psikologis kognitif sebagai landasan SPPKB, belajar adalah proses aktif individu dalam membangun pengetahuan dan pencapaian tujuan. Artinya, proses belajar tidaklah tergantung kepada pengaruh dari luar tetapi sangat tergantung kepada individu yang belajar (Student Centered) individu adalah organisme yang aktif. Ia adalah suimber daripada semua kegiatan . pada hakikatnya manusia adalah bebas untuk berbuat, manusia bebas untuk membuat satu pilihan dalam setiap situasi dan titik pusat kebebasan  itu adalah kesadarannya sendiri. Oleh sebab itu psikologi kognitif memandang bahwa belajar itu merupakan proses mental. Tingkah laku manusia hanyalah ekspresi   yang dapat diamati  sebagai akibat dari eksistenwsi internal  yang pada hakikatnya bersifat pribadiu. Brower dan Hilgard (1986:412) menjelaskan bahwa teori kognitif berkenaan dengan bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan dan  bagaimana mereka menggunakan pengetahuan tersebut untuk berperilaku lebih efektif.

D. Hakekat Kemampuan Berpikir dalam SPPKB
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau SPPKB merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir sioswa. Menurut Peter Reason (1981), berpikir (thinking) adalah proses  mental  seseorang yang lebih dari sekedar  mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurut reason mengingat dan memahami lebih bersifat pasif daripada kegiatan berpikir (thinking). Mengingat pada  dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk sesuatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar aspek dalam memori. Berpikir adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir menyembabkan seseorang harus bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya. Misalnya kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapinya.
Kemampuan berpikir memerlukan kemauan mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Artinya belum tentu seseorang yang memiliki kemampuan mengingat dan memahami emiliki kemampuan juga alam berpikir. Sebaliknya kemampuan berpikir seseorang sudah pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini seperti dikemukakan peter Reason, bahwa berpikir tidak mungkin terjadi tanpa adanya memori. Bila  seseorang kurang emiliki daya ingat (working memory), maka orang tersebut dipastikan tidak akan memiliki catatan  masa lalu yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pada masa sekarang. Dengan demikian, berpikir sebagai kegiatan yang melibatkan proses mental memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, sebaliknya untuk dapat mengingat dan memahamidiperlukan proses mental yang disebut berpikir.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka SPPKB bukan hanya sekedar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep, akan tetapi bagaimana data, fakta dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan  suatu persoalan.

E. Karakteristik SPPKB
Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, SPPKB memiliki tiga karakteritik utama yaitu sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran melalui SPPKB  menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikr. Hal ini sesuai dengan latar belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa pembelajaran itu adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankan aktivitas fisik, artinya setiap kegiatan belajar itu disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan stimulus-respon saja tetapi juga disebabkan karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya.
Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi SPPKB perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara mentakl, maka proses kognitif siswa harus menjadi  kepedulian utama para guru.  Artinya guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari tetapi bagaimana cara mereka mempelajarinya.
b. Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan topic yang harus dipelajari serta metode apa yang akan digunakan.
c. Siswa harus mengorganisasi apa yang mereka pelajari. Dalah hal ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antarbagian yang dipelajari.
d. Informasi baru akan bisa dianggap lebih mudah oleh siswa, manakala  siswa dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka memiliki. Dengan demikian guru harus dapat membantu siswa belajar dengna memperhatikan bagaimana gagasan baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
e. Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari. Merespons dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.
2. SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses Tanya jawab  itu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan berpikr siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
3. SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.

F. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konsvensional
Ada perbedaan pokok antara sppkb dengan pembelajaran yang selama ini banyak dilakukan guru. Perbedaan tersebut adalah:
1. SPPKB menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, artinya peserta didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran  dengan cara menggali pengalamannya sendiri, sedangkan dalam  pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
2. Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata  melalui penggalian pengalaman setiap siswa, sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
3. Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri, sedangkan dalam pembelajaran konvensional perilaku dibangun atas proses kebiasaan.
4. Dalam SPPKB, kemampuan didasarkan atas penggalan pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.
5. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui SPPKB adalah kemampuan berpikir melalui proses  menghubungkan antara pengalaman dengan kenyataan, sedangkan dalam pembelajaran konvensional tujuan akhir adalah penguasaan materi  pembelajaran.
6. Dalam SPPKB, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu  tidak melakukan perilaku tertentu karena ia  menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat, sedangkan dalam pembelajaran konvensional tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya, misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman.
7. Dalam SPPKB, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembnag sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap peserta didik bisa terjadi perbedaan  dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional, hal itu tidak mungkin terjadi. Kebiasaan yang dimiliki bersifat absolute dan final, oleh karena itu pengetahuan dikonstruksikan oleh orang lain.
8. Tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk memperoleh pengetahuan, maka criteria keberhasilan ditentukan oleh proses dan hasil belajar, sedangkan dalam pembelajaran konvensional keberhasilan belajarnya biasanya  hanya diukur dari tes.
Beberapa  perbedaan pokok di atas menggambarkan bahwa SPPKB memang memiliki perbedaan baik dilihat dari asumsi maupun dari pelaksanaan dan pengelolaannya.

G. Tahapan-tahapan Pembelajaran SPPKB
SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar . hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yang duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat untuk dihafalkan. Cara yang demikian bukan saja tidak sesuai dengan hakikat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman, namun juga dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa  (Georfe W. Maxim, 1987)
Ada 6 tahap dalam SPPKB. Setiap tahap dijelaskan berikut ini:
1. Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru menkondisikan sisa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan Pertama menjelaskan tujuan yang harus dicapai baik tujuan dengan penguasaan materi pelajaran yang harus dicapai maupun tujuan yang berhubungan dengan  proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasan tentang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus  dicapai dalam proses pembelajran seperti yang dijelaskan pada tahap orientasi sangat menentukan keberhasilan SPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat siswa tahu ke mana mereka akan dibawa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar mereka. Oleh karena itu, tahapan ini merupakan tahapan ynag sangat penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untuk itulah dialog yang  dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampu menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.
2. Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswsa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui  tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan Tanya jawab untuk nengungkap pengalaman apa  saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yagn akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan doalog dan Tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.


3. Tahap Konfrontasi
Tahap konfrontasi adalaht tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahap ini guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalur keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topic itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan  tema atau topic itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang  diperoleh pada tahap kedua. Pada tahap ini guru  harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan. Mengapa demikian? Sebab, pemahaman terhadap masalah akan mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh tahapan ini
4. Tahap inkukiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam SPPKB. Pada tahap inilah siswa belajar berpikir yang sesungguhnya melalui tahapan inkuiri siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh sebab itu pada tahapan ini guru harus  memberikan  ruang kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan. Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapat menumbuhkan keberanian siswa agar mereka  dapat menjelaskan, mengungkap fakta sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan, mengembangkan gagasan dan lain sebagainya.
5. Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapa pembentukan pengetahuan baru melaui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topic atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka  pahami sekitar topic yang dipermasalhkan. Tahap akomodasi bisa juga dikatakan sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampu mengungkapkan kembali pembasan yang dianggap penting dalam proses pembelajaran.
6 Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan  dengan masalah yang disajikan. Tahap transfer dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Para tahap ini guru dapat memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topic pembahasan.
Sesuai dengan tahapan-tahapan  dalam SPPKB seperti yang telah dijelaskan di atas, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar Sppkb dapat berhasil dengan sempurna khususnya bagi guru sebagai pengelola pembelajaran.
a. SPPKB adalah model pembelajaran yang bersifat demokratis oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan suasana yang terbuka dan saling  menghargai sehingga  setiap siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyampaikan pengalaman dan gagasan. Dalam SPPKB guru harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar bukan sebagai objek belajar. Oleh sebab itu inisiatif pembelajaran harus muncul  dari siswa sebagai subjek belajar.
b. SPPKB dibangun dalam suasana Tanya jawab oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat mengembangkan  kemampuan bertanya, misalnya kemampuan bertanya untuk melacak, kemampuan bertanya untuk memancing bertanya induktif-deduktif dan mengembangkan pertanyaan terbuka dan  tertutup. Hindari peran guru sebagai sumber belajar  yang memberikan informasi tentang materi pelajaran.
c. SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dalam suasana dialogis, karena itu guru harus mampu merangsang dan membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan, menjelaskan membuktikan dengan memberikan data dan fakta social serta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagasan serta menyusun kesimpulan dan mencari hubungan antar aspek yang dipermasalahkan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tidnakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu : (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaborasi, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif dan (4) penelitian tindakan social eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan pembedaannya. Menurut Oja  dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbilah, (2000) (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku penelitian dan peneliti dari luar , (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian dan (4) hubungan antara proyek dengan sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berpengaruh sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktif pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan tindakan, observasi  dan refleksi kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak didominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai degnan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Tempat, Waktu dan Subjek  Penelitian
1. Tempat  Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data  yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di ……………………….. tahun pelajaran
2. Waktu Penelitian
Waktu  penelitian adalah waktu yang berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester ganjil …………………………
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi Kelas …………………….tahun pelajaran………………. pada pokok bahasan transaksi keuangan.


B. Rancangan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat dikenakan  pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi  antara penelitian dengan anggota  kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahana masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk pross pengembangan inovatif yuang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi  dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang teribat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut;
1. Permasalahan atau topic yang dipilih harus memenuhi criteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu  ditangani serta dalam jangkjauan kewarganegaraan peneliti untuk melakukan perubahan.                                                   
2. Kegiatan  penelitian, baik interensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih dengan  tepat sasaran dan tidakj memboroskan waktu dana dan tenaga.
4. Metodologi  yang digunalkan harus jelas, rinci dan  terbuka, setiap langkah dari tindakana dirumuskan dengan  tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi  menjadi tantangan sepanjang waktu (Arikunto, Suharsimi, 2002:82:82)
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih  yaitu penelitian tindkaan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian  tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat di lihat pada gambar berikut:
















Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur diatas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan  yang dilakukan oleh  peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran  peningkatan  kemampuan berpikir.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya:
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2, dan 3 dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama ) dan membahas satu sub pokok  bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

C. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu : (2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individu maupun secara klasikal. Disamping itu untujk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahan, khususnya pada bagian mana TPK  yang belum tercapai. Untuk  memperkuat data yang di kumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan )  yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa  dalam proses belajar mengajar.


D. Analisis Data
Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kuantitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1. Merekapitulasi hasil tes
2. Menghitung  jumlah  skor yang tercapai dan prosentasenya  untuk masing-masiong  siswa  dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti  yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 65, sedangkan secara  individual mencapai 85% yang telah memcapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.
3. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan tuntas secara klasikal jika siswa yang mendapat nilai 65 lebih dari atau sama dengan 85%, sedangkan seorang siswa dinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu jika mendapat nilai minimal 65.
A. Analisis data Penelitian Persklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada  tahap  ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis proyek/tigas dan lembar observasi aktivitas siswa.
b. Tahap kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 September 2004 di kelas 1-2 dengan jumlah siswa 40 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasln siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Pengelolaan   Pembelajaran pada siklus I
No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata
P1 P2
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3
2

2
3

2,5
2

B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3

3
3

3

3


3

3
3

3

3
3

3
3

3

3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
3
3
3
3
3
3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
2
3
2
3
2
3
Jumlah 33 33 33
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak  Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik

Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan criteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut
Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I
No No Aktivitas guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 6,67
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,67
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 6,67
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 8,33
5 Menjelaskan materi yang sulit 20,00
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 18,33
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 10,00
8 Memberikan umpan balik 13,33
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 10,00
No Aktivitas siswa yang diamati
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 18,75
2 Membaca buku siswa 11,46
3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 16,86
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 14,38
5 Menyajikan hasil pembelajaran 5,42
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 6,88
7 Menulis yang relevan dengan KBM 9,16
8 Merangkum pembelajaran 7,71
9 Mengerjakan tes evaluasi 9,38

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominant pada siklus I adalah menjelaskan materi yang sulit, membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 20,00% dan 18,33%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi yang sulit dan  membimbing siswa merangkum pelajaran yitu  masing-masing sebesar 13,33% dan 10,00% dan 10,00%. Sedangkan aktivitas siswa  yang paling dominant adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu 18,75%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar  siswa  dengan guru, dan membaca bukup yaitu masing-masing 19,86%, 14,38% dan 11,46%
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran strategi berpikir sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominant   untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
       3 Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Per  sentase ketuntasan belajar 6,67
28
66,67

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan  menerapkan strategi pembelajaran diperoleh nilai rata-rata presentasi belajar siswa adalah 6,76 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 28 siswa dari 42 siswa sudah tuntas belajar.  Hasil tersebut  menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  65 hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan strategi  pembelajaran  peningkatan kemampuan berpikir

c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu
3. Siswa kurang aktif selama pembelajaran
d. Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
1. Guru perlu  lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih  jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana diajak untuk terlibat  langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.


2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dan lembar observasi guru dan siswa
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus  II dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2004 di kelas……. dengan jumlah siswa 42 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir  proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata
P1 P2
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3
3

3
3

3
3
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3

4
4

4

3
3

4
4

4

3
3

4
4

4

3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
3
4
4
4
3,5
4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
4
4
3
4
3,5
4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak  Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik

Dari tabel diatas tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat.  Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep dan pengelolaan waktu.
Dengan  penyempurnaan aspek-aspek  di atas daam penerapan strategi pembelajaran kemampuan berpikir diharapkan  siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa
Tabel 4.5 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
No No Aktivitas guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 3,33
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 10,00
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 6,67
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 11,67
5 Menjelaskan materi yang sulit 18,33
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 15,00
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 8,33
8 Memberikan umpan balik 18,33
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,33
No Aktivitas siswa yang diamati
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 18,12
2 Membaca buku siswa 15,63
3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 20,21
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 14,76
5 Menyajikan hasil pembelajaran 3,33
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 6,67
7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,91
8 Merangkum pembelajaran 6,67
9 Mengerjakan tes evaluasi 6,67

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominant pada siklus II adalah menjelaskan materi yang sulit dan memberikan umpan balik yaitu masing-masing 18,33%, kemudian menyampaikan langkah-langkah strategis yaitu 11,67%. Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominant pada siklus II adalah Bekerja dngan sesame anggota kelompok, mendengarkan penjelasan guru, membaca buku dan diskusi antar siswa dengan guru yaitu 20,21%, 18,12%,15,63% dan 14,76%.
Berikutnya adlaah rekapitulasi hasil tes formatif siswa terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
       3 Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Per  sentase ketuntasan belajar 7,26
34
80,96

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adklah 7,26 dan ketuntasan belajar mencapai 80,96% atau ada 34 siswa dari 42 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan  bahwa pada siklus II ini ketuntaan belajar se cara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru  menginformaskan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Memotivasi siswa
2. Membimbing  siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3. Pengelolaan waktu
d. Refisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi uintuk dilaksanakan pada siklus II antara lain:
1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
2. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan  pendapat atau bertanya.
3. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.
4. Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini penelitian mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, scan tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Seklain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan penerapan strategi pembelajaran peningkatan  kemampuan berpikir dan lembar  aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2004 di kelas…….. dengan jumlah siswa 42 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar  mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan  atau  kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil  penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
No No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata
P1 P2
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3
4

3
4

3
4
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
4

4
4

4

3
4

4
4

3

3
4

4
4

3,5

3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
4
4
4
4
4
4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
4
4
4
4
4
4
Jumlah 45 44 44,5
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak  Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik

Dari tabel diatas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru denganh menerapkan strategi pembelajaran  peningkatan  pemikiran  mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep dan pengelolaan waktu.
Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan strategi pembelajaran peningkatan berpikir diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.

Tabel 4.8 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus III
No No Aktivitas guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 6,67
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,67
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 13,33
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 13,33
5 Menjelaskan materi yang sulit 15,00
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 13,33
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 6,67
8 Memberikan umpan balik 15,00
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 10,00
No Aktivitas siswa yang diamati Persentasi
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 18,12
2 Membaca buku siswa 13,75
3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 20,63
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 16,25
5 Menyajikan hasil pembelajaran 3,96
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 7,50
7 Menulis yang relevan dengan KBM 6,46
8 Merangkum pembelajaran 7,29
9 Mengerjakan tes evaluasi 6,04

  Berdasarkan tabel diatas tampak  bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus III adalah menjelaskan materi yang sulit dan memberi umpan balik yaitu masing-masing (15,00%), kemudia mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya, menyampaikan langkah-langkah strategis dan membimbing siswa menemukan konsep  yaitu masing-masing (13,33%) sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominant pada siklus III adalah bekerja dengan sesame anggota kelompok yaitu (20,63%) dan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (18,12%), diskusi antara siswa/siswa dengan guru (16,25%) dan membaca buku (13,75%).
Berikutnya adalah rekapitulasi  hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
       3 Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Per  sentase ketuntasan belajar 7,95
39
92,86
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 7,95 dan dari 42 siswa yang telah tuntas sebanyak 39 siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 92,86% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari sklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran peningkatan berpikir sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran  seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
c. Refleksi
Pada  tahap ini akan dikaji apa yang telah  terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran kontektual model pengajaran berbasis proyek/tugas. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diurakain sebagai berikut:
1. Selama  proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3. Kekuranan  pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4. Hasil belajar siswa pada siklus III  mencapai ketuntasan.
d. Refisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan strategi pembelajarna kemampuan berpikir dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar siswa
Melalui hasil  penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I,II dan III) yaitu masing-masing 66,67 %,80,96 % dan92,86 % . pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan strategi pembelajaran peningkatan berpikir dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu  dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Siswa  dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses  pembelajaran mata diklat akuntansi pada pokok bahasan nilai, macam norma dan sanksinya dengan pembelajaran strategi pembelajaran peningkatan berpikir yang paling dominant adalah belajar dengan sesame anggota kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan  belajar mengajar dengan menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberikan umpan balik/evaluasi/Tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapa disimpulkan sebagai berikut
1. Pembelajaran strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dapat  meningkatkan kualitas pembelajaran Mata Diklat Akuntansi
2. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir  memiliki  dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai  dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus (66,67%), siklus II (80,96%), Siklus III (92,86%).
3. Pembelajaran strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan.
4. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu  mempertanggung jawabkan segala tugas individu maupun kelompok.
5. Penerapan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir mempunayi pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.



B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Mata  Diklat Akuntansi lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan pembelajaran strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bias diterapkan dengan pembelajaran kontektual model pengajaran berbasisw proyek/tugas dalam proses  belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan  prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3 Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di ………………………………….tahun pelajaran……
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA


Ali, Muhammad, 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algesindo

Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud Dirjen Dikti

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta Rineka Cipta

Arikunto, suharsimi. 2001 . Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta. Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Rikena Cipata

Azhar, lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta Usaha Nasional

Combs, Arthur. W. 1984. The  Profesional Education of Teacher. Alin and Bacon, Inc. Boston

Dareos, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang; Aneka Ilmu

Dayan, Anto . 1972.  Pengantar Metode  Statistik Deskripsi. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran . Jakarta : PT. Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung Sinar Baru Algesindo.

Hasibuan. J.J dan moerdjiono. 1998  Proses Belajar mengajar . Bandung : Remaja Rosdakarya

Margono, 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta Rineksa Cipta

Masriyah. 1999 Analisis Butir  Tes. Surabaya: Universitas Press

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian  Siswa  Untuk Belajar. Surabaya University Press Universitas Negeri Surabaya.

Puerwodarminto, 1991. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta  Bina Aksara

Rustiyah, N.K. 1991 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara

Sardiman, A.M. 1996  Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Slameto, 1988. Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bina Aksara

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, universitas Terbuka.

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendikia

Surakhmad, Winarno, 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung : Jemmars

Suryabrata, Sumadi . 1990. Prikologi Pendidikan. Yogyakara: Andi Offset

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin, 1995. Psikologi Pendidikan , Suatu Pendekatan Baru. Bandung; Remaja Rosdakarya

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Lampiran 1

BIODATA PENULIS

1. Nama : …………………………………………..
2. NIP/NIS : …………………………………………..
3. Tempat&tanggal lahir : …………………………………………..
4. Jabatan Dinas : …………………………………………..
5. Pendidikan : …………………………………………..
6. Riwayat Pendidikan : …………………………………………..

No Nama Sekolah Jurusan Tahun Lulus
1
2
3
4


Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata diklat : Akuntansi
Kelas/Semester : I/1
Alokasi Waktu : 16 x 45 menit
Standar Kompetensi : Mengelola bukti transaksi keuangan
Kompetensi Dasar : Menganalisis bukti transaksi keuangan
Putaran : 1,2 dan 3
I. Tujuan Pembelajaran : a. Akun-akun yang akan didebet dan dikredit teridentifikasi
b. Bukti transaksi keuangan tersimpan
II. Materi Ajar : a. Menyebutkan peralatan yang dibutuhkan untuk menyimpan bukti transaksi
b. Menerapkan teknik penyimpanan bukti transaksi
III. Model  Pembelajaran : Strategi Pembelajaran Kemampuan Berpikir
IV. Motode Pembelajaran : a. Metode  Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
b. Metode Diskuksi
c. Metode Tanya Jawab
d. Metode praktek

V. Langkah-langkah Pembelajaran : a. Kegiatan Awal
Memberi kode transaksi dan membuat nomor formulir transaksi
b. Kegiatan inti
Mempelajari dokumen perusahaan
c. Kegiatan akhir
Mengarsipkan bukti-bukti transaksi ke dalam map file dan ordner yang masing-masing diberi judul
VI. Alat/Bahan/Sumber : a. Pengantar Akuntansi
b. System Akuntansi
c. Buku-buku akuntansi yang relevan
d. Bukti-bukti transaksi
e. Map file
f. Ordner
VII. Penilaian : a. Tes Tertulis
b. Hasil  Pengamatan
c. Tes Praktik



lampiran 3
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
Nama Sekola : ………………… Nama Guru : …………………
Mata pelajaran: ………………… Hari/tanggal : …………………
Sub Konsep : ………………… Pukul : …………………
Petunjuk
Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai
No Aspek yang diamati Penilaian
Ya Tidak 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
II Pengelolaan Waktu
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
Keterangan : ……………….2001
1. Kurang baik
2. Cukup baik
3. Baik Pengamat
4. Sangat baik
(…………………………)




Lampiran 4
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KHM
Nama sekola : …………………… Tanggal : ……………………
Kelas/semester: …………………… Waktu : ……………………
Bahan Kajian : …………………… Nama guru : ……………………

Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas guru dan setiap siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar mengajar berlangsung kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pengamatan dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa  yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominant, kemudian 1 menit berikutnya pengamat menuliskan kode kategori pengamatan.
3. Pengamatan ditujukan untuk dua kelompok yang  dilakuka secara bergantian setiap periode waktu 3 menit
4. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secara serempak.

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Menyampaikan tujuan 1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
2. Memotivasi siswa 2. Memperhatikan peragaan
3. Mengaitkan dengan pelajaran berikutnya 3. Praktik dengan menggunakan alat
4. Menyampaikan langkah-langkah strategis 4. Diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru
5. Menjelaskan/melatih menggunakan alat 5. menyajikan hasil pembelajaran
6. Membimbing dan mengamati siswa dalam latihan 6. mengajukan dan menanggapi pertanyaan/ide
7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan. 7. Mempraktikkan yang relevan dengan KBM
8. Memberi umpan balik 8. Merangkum pembelajaran
9. Membimbing siswa merangkum pelajaran 9. Mengerjakan tes evaluasi
















……………..2001
Pengamat

(……………………)











Lampiran 5
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I
No Nama (Guru-Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 2 2 2 3 6 5 3 4 3 30
P2 2 2 2 2 6 6 3 4 3 30
Rata-rata X 2 2 2 2,5 6 5,5 3 4 3 30
porsentase % 6,67 6,67 6,67 8,33 20 18,33 10 13,33 10 100
1 P1 2 3 5 4 3 4 3 2 4 30
P2 4 2 4 5 3 3 4 3 2 30
2 P1 5 4 4 4 3 2 3 2 3 30
P2 4 3 5 5 3 3 3 2 2 30
3 P1 5 3 7 5 0 2 2 2 4 30
P2 6 4 4 4 1 2 3 3 3 30
4 P1 4 4 7 5 1 2 2 3 2 30
P2 7 4 4 3 0 2 4 3 3 30
5 P1 6 2 6 4 2 1 2 2 4 30
P2 8 3 4 5 2 2 2 2 2 30
6 P1 6 4 5 47 1 2 2 2 4 30
P2 8 4 3 5 0 2 4 2 2 30
7 P1 5 4 6 3 2 3 2 2 3 30
P2 5 4 4 5 3 2 3 2 2 30
8 P1 6 3 8 4 2 0 2 2 3 30
P2 9 4 5 4 0 1 3 2 2 30
Jumlah P1 39 27 48 33 14 16 18 18 27 240
P2 51 28 33 36 12 17 26 19 18 240
Rata-rata  X 45 27,5 40,5 34,5 13 16,5 22 18,5 22,5 240
Prosentase rata-rata % 18,75 11,46 16,86 14,38 5,42 6,88 9,16 7,71 9,38 100

Keterangan
Rata –rata (x)=
Persentase rata-rata (%) =





Lampiran 6
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II
No Nama (Guru-Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 1 3 2 4 6,5 4 2 6 2 30
P2 1 3 2 3 5 5 3 5 3 30
Rata-rata X 1 3 2 3,5 5,5 4,5 2,5 5,5 2,5 30
porsentase % 3,33 10 6,67 11,67 18,33 15 8,33 18,33 8,33 100
1 P1 5 7 6 4 1 2 2 2 1 30
P2 6 5 5 5 1 3 2 2 1 30
2 P1 4 4 7 5 1 3 2 2 2 30
P2 5 6 5 4 1 2 3 2 2 30
3 P1 5 5 6 5 1 2 2 2 2 30
P2 5 6 5 4 1 3 3 2 1 30
4 P1 7 6 6 3 1 3 2 2 2 30
P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
5 P1 5 5 6 4 1 2 2 2 3 30
P2 8 2 6 4 1 2 2 2 3 30
6 P1 5 3 7 6 1 2 3 2 1 30
P2 6 4 7 5 1 1 2 2 2 30
7 P1 6 4 6 5 1 2 2 2 2 30
P2 4 3 9 4 1 0 4 2 3 30
8 P1 6 5 6 4 1 2 2 2 2 30
P2 5 6 5 5 1 2 2 2 2 30
Jumlah P1 43 39 48 36 8 18 17 16 15 240
P2 44 36 49 35 8 14 21 16 17 240
Rata-rata  X 43,5 37,5 48,5 35,5 8 16 19 16 16 240
Prosentase rata-rata % 18,12 15,63 20,21 14,79 3,33 6,67 7,91 6,67 6,67 100

Keterangan
Rata –rata (x)=
Persentase rata-rata (%) =





Lampiran 7
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III
No Nama (Guru-Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 2 2 4 4 5 4 2 4 3 30
P2 2 2 4 4 4 4 2 5 3 30
Rata-rata X 2 2 4 4 4.5 4 2 4.5 3 30
porsentase % 6.67 6.67 13.33 13.33 15.00 13.33 6.67 15.00 10.00 100
1 P1 6 4 5 5 1 3 2 2 2 30
P2 6 3 6 5 2 2 3 2 1 30
2 P1 5 5 6 4 1 3 2 2 2 30
P2 4 5 4 6 1 3 2 3 2 30
3 P1 5 4 7 5 1 3 2 2 1 30
P2 5 3 6 6 1 3 1 3 2 30
4 P1 5 4 6 6 1 2 2 2 2 30
P2 5 5 5 6 2 2 1 2 2 30
5 P1 7 4 7 4 1 2 2 2 1 30
P2 6 5 7 4 1 1 2 2 2 30
6 P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30
P2 6 3 7 4 1 2 2 2 3 30
7 P1 4 5 6 7 1 2 2 2 1 30
P2 5 3 6 5 1 3 2 2 2 30
8 P1 5 5 7 3 2 2 2 2 2 30
P2 7 4 6 4 1 2 2 2 2 30
Jumlah P1 43 35 52 38 9 18 16 16 13 240
P2 44 31 47 40 10 18 15 19 16 240
Rata-rata  X 43.5 33 49.5 39 9.5 18 15.5 17.5 14.5 240
Prosentase rata-rata % 18.12 13.75 20.63 16.25 3.96 7.5 6.46 7.29 6.04 100

Keterangan
Rata –rata (x)=
Persentase rata-rata (%) =



Lampiran 8
Hasil Ulangan Harian pada Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1 6 TT
2 7 T
3 8 T
4 6 TT
5 7 T
6 7 T
7 6 TT
8 7 T
9 7 T
10 6 TT
11 7 T
12 6 TT
13 8 T
14 7 T
15 6 TT
16 7 T
17 6 TT
18 7 T
19 7 T
20 6 TT
21 7 T
22 7 T
23 6 TT
24 7 T
25 6 TT
26 7 T
27 8 T
28 6 TT
29 7 T
30 7 T
31 6 TT
32 7 T
33 7 T
34 7 T
35 6 TT
36 7 T
37 7 T
38 7 T
39 7 T
40 6 TT
41 8 T
42 7 T

Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak  tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 28
Jumlah siswa yang tidak tuntas : 14
Skor Maksimal Ideal : 420
Skor tercepat : 248
Rata-rata skor Tercepat : 6,76
Prosentase Ketuntasan : 66,67%

Lampiran 9
Hasil Ulangan Harian pada Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1 6 TT
2 7 T
3 8 T
4 6 TT
5 8 T
6 7 T
7 7 T
8 8 T
9 7 T
10 7 T
11 8 T
12 6 TT
13 9 T
14 7 T
15 6 TT
16 7 T
17 7 T
18 7 T
19 8 T
20 6 TT
21 8 T
22 8 T
23 7 T
24 7 T
25 6 TT
26 8 T
27 9 T
28 7 T
29 7 T
30 8 T
31 6 TT
32 8 T
33 8 T
34 7 T
35 6 TT
36 7 T
37 8 T
38 7 T
39 8 T
40 7 T
41 9 T
42 7 T

Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak  tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 34
Jumlah siswa yang tidak tuntas : 8
Skor Maksimal Ideal : 420
Skor tercepat : 305
Rata-rata skor Tercepat : 7,26
Prosentase Ketuntasan : 80,95%

Lampiran 10
Hasil Ulangan Harian pada Siklus III
No Nama Nilai Keterangan
1 6 TT
2 8 T
3 9 T
4 7 T
5 8 T
6 8 T
7 7 T
8 9 T
9 8 T
10 7 T
11 8 T
12 7 T
13 9 T
14 8 T
15 7 T
16 7 T
17 9 T
18 8 T
19 8 T
20 6 TT
21 9 T
22 9 T
23 8 T
24 8 T
25 7 T
26 9 T
27 9 T
28 9 T
29 8 T
30 8 T
31 6 TT
32 9 T
33 8 T
34 8 T
35 8 T
36 8 T
37 9 T
38 8 T
39 8 T
40 7 T
41 9 T
42 8 T

Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak  tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 39
Jumlah siswa yang tidak tuntas : 3
Skor Maksimal Ideal : 420
Skor tercepat : 334
Rata-rata skor Tercepat : 7,95
Prosentase Ketuntasan : 92,86%

Dapatkan file secara lengkap berupa pengaturan, gambar, tabel dan lain-lain dalam format microsoft word (.doc) pada link dibawah ini !!

Comments