Makalah Memproses Sampah


Halaman Sampul

Makalah Memproses Sampah
Oleh
nama
nim/nis

nama lembaga
alamat
data pendukung
Back to Content ^

Halaman Pengesahan dll

Kata Pengantar

Segala Puji bagi Tuhan, penguasa hidup dan maha berkehendak. Dialah yang memberikan ijin dan dialah yang menciptakan manusia berbuat baik, serta senantiasa selalu menciptakan suasana yang indah, rapi dan sehat .
Judul buku ini adalah " Memproses Sampah " . Prestensi kami adalah mengajak semua orang untuk menciptakan suasana lingkungan yang rapi, indah, menyehatkan serta bermanfaat.
Sumber pengetahuan yang kami gali untuk menjadikan sebuah buku adalah dari berbagai sumber disamping dari pengalaman dan hasil pikiran. Semua menjadi seperti ini juga berkat pelajaran-pelajaran yang saya peroleh dari Bapak / Ibu tutor dan merekalah orang-oramg yamg berjasa mewarnai pikiran saya hingga menjadi seperti sekarang ini, dan tidak lupa juga kedua orang tua, kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga, yang telah mendidik dan membimbing kami.
Tidak ada gading yang tak retak, penulisan buku ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mohon kritik dan saran untuk perbaikan dan penulisan mendatang.
Akhirnya buku ini dapat menjadi bahan dan pedoman dalam menjadikan lingkungan menjadi rapi, bersih dan cara pemanfaatan.

Penulis

Daftar Isi
Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………... ii
DAFTAR NAMA KELOMPOK ………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………... 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………….... 1
1.3 Ruang Lingkup …………………………………………………………….. 2
1.4 Sistimayika ………………………………………………………………… 2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mengenal Sampah ………………………………………………………… 3
2.2 Penempungan dan Pengumpulan Sampah ……………………………….. 4
2.3 Pembuangan Sampah ……………………………………………………... 6
2.4 Pengomposan Sampah ……………………………………………………. 9
2.5 Pembuatan Briket Arang Sampah ………………………………………. 13

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….. 15
3.2 Saran ………………………………………………………………………. 15
3.3 Penutup ……………………………………………………………………. 15
Back to Content ^



Bab I Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam batasan ilmu pengetahuan, sampah yang dalam bahasa ingrisnya waste, pada dasarnya mencakup banyak pengertian. Sampah alias waste tadi adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari bahan buangan rumah tangga maupun dari pabrik sebagai sisa dari proses industri
Kalau diurai lebih jauh sampah atau waste bisa digolongkan kedalam 4 (empat) kelompok, antara lain meliputi :

1. Human Excreta, merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh
manusia.

2. Sewage, merupakan air limbah yang dibuang oleh pabrik maupun rumah
tangga.
contohnya adalah air bekas cucian pakaian.
3. Refuse, merupakan bahan sisa dari proses indrustri atau hasil sampingan dari rumah tangga. Nah, Refuse inilah yang dalam sehari-hari kita sebut sampah. Contohnya adalah panci bekas, botol bekas, kertas bekas dan masih banyak lagi. Pokoknya, barang-barang buangan yang kerap kali kita lihat menggunung di tempat sampah dikampung-kampung itulah refuse, alias sampah dalam pengertian sehari-hari.
4. Indrustrial Waste, merupakan bahan-bahan buangan dari sisa- sisaproses indrustri.

1.2. Ruang Lingkup

Dan karena buku ini secara khusus ingin membahas tentang sampah dalam pengertian sehari-hari, maka tulisan selanjutnya aka menyoroti tentang Refuse yang terdaftar dalam kelompok ke-3 diatas.

1.3. Tujuan dalam Memproeses Sampah
Tujuan dalam memproses sampah sebagai berkut :
1. Sampah yang tidak berguna akan bermanfaat bila diproses.
2. Lingkungan yang banyak sampah akan menjadi bersih.
3. Sampah yang biasanya menimbulkan penyakit akan berguna bila diproses dengan baik.

1.4. Sistimatika
Sistimatika dalam karya tulis ini sebagai berikut :
BAB I : Membahas tentang pendahuluan yang berisi :
Latar belakang ,ruang lingkup ,tujuan ,dan tidak lupa harus ada
sistimatikanya
BAB II : Membahas tentang :
Mengenal sampah dan pembuatan briket arang sampah
BAB III : Membahas mengenai :
Kesimpulan dan saran

Back to Content ^

Bab II Pembahasan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengenal sampah
Seperti sudah disinggung didepan, sampah merupakan bahan padat sisa industri atau sebagai hasil sampingan dari rumah tanggga.
Sampah bisa dikelompokkan Kedalam :
1. Sampah lapuk (garbage)
Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa pengolahan atau sisa-sisa makanan dari rumah tangga atau merupakan hasil sampingan kegiatan pasar kegiatan makanan, seperti pasar sayur-sayurran. Contoh sampah lapuk adalah potongan sayur-sayuran yang merupakan sisa-sisa sortasi sayur-mayur dipasar, makanan sisa, kulit pisang, daun pembungkus dan sebagainya.
2. Sampah tak mudah lapuk dan sampah tak lapuk (Rubbish)
Seperti yang tercermin dari judul anak diatas, sampah golongan ini dilelompokkkan jadi 2 (dua) jenis. Golongan pertama, sampah tak lapuk . Sampah jenis ini memang benar-benar tak lapuk secara alami, sekalipun memakan waktu bertahun-tahun. Contoh sampah tak lapuk adalah plastik, kaca dan mika.
Golongan kedua adalah sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sangat sulit lapuk, sampah seperti ini akan lapuk perlahan-lahan secara alami, sampah seperti ini bisa dipisahkan lagi atas sampah yang tak mudah lapuk yang bisa terbakar, seperti kertas dan kayu, dan sampah tak mudah lapuk yang tidak bisa terbakar, seperti kaleng dan kawat dan seng
Kalau dilukiskan dalam skema sederhana maka inti uraian diatas akan menjadi seperti berikut:

Penampungan Dan Pengumpulan Sampah

Sudah menjadi kebiasaan bagi setiap rumah tangga, sebelum sampah mereka diangkut oleh petugas kebersihan maka sampah-sampah mereka akan ditampung dan dikumpulkan dalam tempat khusus. Ada yang mereka manfaatkan bak atau kaleng bekas sebagai wadah, atau bahkan hanya berupa tas plastik bekas. Ada pula yang secara khusus telah membuat bak semen sebagai tempat sampah yang permanent.

Gambar 1 Berbagai macam penampung sampah
Penampungan sampah tidak harus selalu bak khusus yang terbuat dari semen atau batu-bata, sebab tidak semua rumah tangga bisa menyediakannya, selain tidak hanya anggaran biayanya cukup besar, juga perlu area khusus untuk membangun bak semen itu, sertidaknya membutuhkan area 1 meter pesegi. Banyak bahan murah yang memenuhi syarat sebagai penampung sampah, tas plastik, karung plastik bekas, drum bekas, kaleng bekas Dll.
Terbuat dari bahan apapun agaknya hal itu tidak terlalu penting. Yang pasti, tempat penampung sampah yang baik yang memenuhi syarat kesehatan yaitu :
1. Mudah dibersihkan. Dengan demikian petugas pengeruk sampah tidak kesulitan mengeruk kumplan sampah dari dalam tempat sampah
2. Tidak mudah rusak. Tempat sampah yang rapuh akan menyebabkan sampah mudah berhamburan kemana-mana, terutama jika ayam mengais-ngaisnya.
3. Bisa ditutup rapat. Persyaratan ini harus diperhatikan agar lalat dan kecoa tidak mudah hilir-mudik menghinggapi kumpulan sampah.
4. Ditempatkan diluar rumah. Tujuannya, agar petugas pengumpul sampah mudah mengangkutnya, juga demi menjaga kebersihan didalam rumah. Kalau sampah maka hawa tidak sedap tidak akan memenuhi ruangan.

Pembuangan Sampah

Lalu lintas pembuangan sampah sebenarnya terangkai dalam 3 alur kegiatan yang sangat mengait.
Pada awalnya, setiap rumah tangga menampung sampah-sampah mereka sehari-hari dalam tempat sampah yang mereka miliki. Tak jadi soal, apakah sampah mereka ditampung dalam bak khusus atau cuma dikemas dalam tas plastik bekas. Tahap ini disebut penampungan sampah (refuse storage)
Dalam waktu tertentu misalnya 2 atau 3 hari sekali petugas kebersiahan RT/RW ataupun kota madya akan mengumpulkan setiap sampah-sampah itu dari setiap rumah tangga. Dengan menggunakan gerobak tarik atau menggunakan truk sampah, sampah diangkut kesuatu pusat pembuangan sampah yang sudah disepakati oleh pengurus lingkugan, baik dari RT/RW maupun kota madya. Perjalanan tugas ini biasa disebut Pengumpulan sampah (refuse collection).
Tahap terakhir adalah tahap 'pemusnahan ' sampah. Caranya bermacam-macam ragam, tergantung pada kepentingan pihak mana yang menangani nya. Sebab, sampah yang akan dimanfaatkan untuk menimbun tanah rendah tentu beda penanganannya, akan sangat berbeda antar pemerintah, lembaga swasta, dan perorangan atau rumah tangga. Semua langkah ini dalam ilmu lingkungan hidup disebut Pembuangan sampah (refuse dispersonal)
Yang rumit dan paling membuat pusing memang langkah terakir itu. Sebab, sampah menggunug yang tidak segera ditangani secara sungguh-sungguh akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat. Bangaimanapun harus di usahakan untuk memusnahkannya. Banyak cara yang bisa dilakukannya. Banyak cara yang bisa kita lakukan diantaranya:
1. Penimbunan Tanah ( Land Fill)
Didaerah perkotaan pemusnahan sampah dengan cara ini sudah lama dilakukan. Sampah yang terkumpul bertruk-truk dari rumah tangga dimanfaatkan untuk menimbun tanah rendah. Sampah di timbun begitu saja sampai menggunung , lalu diratakan dan dipadatkan. Setelah permukaannya mencapai yang dinginkan penimbunan sampah dihentikan . Hanya saja tidak semua sampah bisa dimanfaatkan untuk penimbunan sampah seperti cara ini. Sebaiknya jenis sampah rubbish saja ( sampah yang tak lapuk dan sampah yang mudah lapuk) seperti kertas-kertas, potongan kayu,potongan besi dan seng atau kaleng bekas dan lain sebagainya. Sebab kalau sampah itu bergabung sengan sampah garbage (sampah lapuk) yang mudah membusuk akan berbau setelah beberapa hari dibuang, bisa dibayangkan bagaimana ramainya binatang kotor akan menemuinya. Tikus ,kecoa, lalat, anjing dan kucing akan berduyun-duyun mendatanginya. Selain itu bau tak sedap akan menyebar kemana-mana.
2. Penimbunan Tanah Secara Sehat (Sanitary Land Fill)
Nah kalau kita ingin menimbun tanah rendah menggunakan sampah rubbish dan garbage sekaligus maka cara inilah yang paling tepat. Sebab, kemungkinan kemungkinan didatangi binatang kotor dan bau tak sedap hampir-hampir tidak ada. Caranya, sampah dibuang dan dibiarkan seperti cara land fill diatas. Tetapi, setelah mencapai ketingian yang diinginkan , permukaan atasnya segera di timbun tanah. Lapisan tanah ini setidaknya harus setebal 60cm. pemusnahan sekaligus pemanfaatan, sampah dengan cara ini memang membutuhkan biaya yang lebih besar dan curahan waktu dan biaya yang lebih banyak, tapi lebih aman dan tidak mengganggu masyarakat.
3. Pembakaran sampah (Incineration)
Membakar sampah yang sudah terkumpul merupakan kebiasaan masyarakat kebanyakan dipinggiran kota dan di daerah pedesaan. Barangkali cara ini memang cara yang paling praktis. Hanya saja, jika cara pembakaran nya asal-asalan maka asap pembakaran akan mengotori udara dan mengganggu pernapasan. Sisa sampah yang belum terbakar sempurna akan terbang kemana-mana. Karena itu, dianjurkan agar setiap kali membakar sampah harus diusahan apinya berkobar, sehingga apinya langsung bisa habis dilalap api tanpa tersisa sedikitpun.
4. Penghancuran (Pulverisation)
Beberapa kota besar di Indonesia saat ini telah memiliki mobil pengumpul sampah yang sekaligus telah dilengkapi alat pelumat sampah. Sampah yang berasal dari bak-bak sampah langsung dihancur leburkan menjadi potongan-potongan kecil sehingga lebih ringkas. Tak jadi soal apakah sampah itu dari rubbish dan garbage atau bahkan bukan dari dua-duanya. Sampah lumat ini selain dimanfaatkan untuk menimbun tanah rendah juga bisa dibuang kelaut dan tidak menimbulkan pencemaran.
5. Pengomposan (composting)
Telah banyak lembagan swasta yang memanfaatkan buangan sampah untuk dibuat pupuk kompos dan kemudian dipasarkan secara komersial. Pada prinsipnya langkah-langkah pengomposan secara fabrikasi yang mereka tempuh adalah langkah-langkah sebagai berikut:

a. sampah-sampah lapuk dan sampah tak mudah lapuk, seperti barag-barang buangan yang terbuat dari kaca, mika, plastic, besi dan juga bongkahan-bongkahan semen beton disisihkan dan dibuang. Sehingga yang tertinggal hanya sampah-sampah lapuk saja.
b. Selanjutnya sampah dihancurkan menggunankan mesin khusus sampai lumat. Manfaatnya, agar nantinya proses pembusukan sampah (decomposition) oleh mikro organisme dapat berlangsung dengan baik.
c. Sampah kemudian ditimbun secara teratur dalam hamparan tertutup yang bisa diawasi oleh suhu, tingkat kelembapan, dan aliran udara menggunakan alat khusus. Perlakuan ini akan membuat pembusukan sampah berlangsung optimal. Walaupun demikian pembusukan dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Sampah yang sudah digiling dihamparkan begitu saja terkena sinar matahari dehingga membusuk sempurna. kompos yang dalam pembuatannya dilapisi lumpur dasar sungai ternayata hasilnya lebih baik dibandingkan dengan tidak dilapisi lumpur. Proses pembuatan sampah ini biasanya berlangsung antara 2 hari sampai 6 minggu.
d. Setelah kompos itu 'jadi' segera dikeringkan kemudian digiling . Setelah dikemas dengan baik maka kompos pabrik ini siap di pasarkan. Tapi jangan dulu kawatir kompos juga bisa dibuat oleh perorangan tanpa perlu alat-alat mesin-mesin serba berat seperti pabrik. Hasilnya ditanggung tidak jauh mutunya dengan kompos pabrik. Yang penting asal cara pembuatannya benar.
6. Makanan Ternak ( hogfeeding )
Sampah jenis garbage, seperti sisa sayuran, ampas tapioca, ampas tahu bisa diamanfaatkan sebagai makanan ternak. Dari pada sampah-sampah itu dibuang percuma, memang jauh lebih baik kalau 'dibuang ' kedalam perut ternak saja.
7. Pemanfaatan Ulang (recycling)
Sampah - sampah yang sekiranya masih bisa dioalah kembali, dipungut dan dikumpulkan. Contohnya adalahlah kertas-kertas, pecahan kaca, botol bekas, logam-logam, potongan plastic, dan sebagainya. Sehingga dari sampah semacam ini akan dapat dibuat kembali karton, kardus-kardus dan alat-alat rumah tangga dari plastik dan kaca. Tetapi diingat, jangan sampai demikian, dimanfaatkan dan termanfaatkan lagi. Misalnya kertas-kertas dari tempat-tempat yang dimanfaatkan begitu saja untuk membungkus kudapan atau makanan. Yang begini ini jelas dapat membayakan kesehatan.


Pengomposan Sampah

Komposan adalah pupuk alami yang terbuat dari bahan-bahan hijauan dan bahan organic lain yang sengaja ditambahkan untuk mempergiat proses pembusukan, misalnya kotoran ternak, bahkan kadang jika perlu bisa pula ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea misalnya.
Sampah kota yang menggunug merupakan bahan pupuk kompos yang sangat potensial. Hanya saja tentu perlu sekali diperhatikan bahwa sebelum digungakan sampah itu harus dipisahkan rubbish nya. Jadi yang nantinya dimanfaatkan untuk kompos hanyalah sampah-sampah jenis garbage saja, karena sampah ini mudah sekali membusuk. Dengan demikian sebelum sampah kota atau sampah kampung diolah menjadi kompos maka pecah-pecahan kaca, botol bekas, bongkah semen beton dan bahan - bahan lain yang tidak mudah lapuk haruslah disingkirkan.
Untuk mendapatkan kompos dari sampah pada dasarnya tidaklah beda prosesnya dengan jika membuat kompos dari hijauan, misalnya dari jenis-jenis daun tanaman makan ternak. Kita bisa memilih dengan cara-cara yang terpampang dibawah ini.
1. Kompos jadi siap pakai
Kalau yang ini tidak perlu pengomposan lagi, karena tumpukan sampah sudah mengalami proses pembusukan dan penghancuran selama beberapa lama di alam terbuka " tanah" bekas timbunan sampah yang sudah berlangsung lama, kira-kira sudah lebih dari setahun, kita gali. Sampah yang sudah menyerupai tanah ini dipisahkan dari bahan-bahan lain yang tidak bisa lapuk , seperti pecahan kaca dan lembaran plastik, selanjutnya tanah sampah dijemur sampai kering, lalu diayak. Setiap kilogram tanah ini dibubuhi belerang sebanyak 50-100 gram. Hasilnya adalah berupa pupuk kompos siap pakai yang bisa segera dimanfaatkan segera untuk memupuk tanaman hias, khususnya tanaman hias bunga, jagung, cengkeh dan padi. Formula pupuk kompos seperti ini telah diproduksi oleh sebuah pabrik pupuk kompos di medan, sumatera uatara. Ternyata bisa terbukti bahwa ramuan pupuk kompos semikian dapat memperbaiki struktur tanah pertanian dan dapat memperkaya kandungan hara dan tanah.

Gambar 2 penggalian dan pencampuran kompos jadi siap pakai

2. Kompos Campur Kulit Buah Kopi
Komposisi bahan yang diprlukan untuk mebuatkompos ini adalah 21/4 - 4 m 3 sampah garbage, 6,5 m 3 kulit buah kopi 750 kg kotoran hewan memamah biak (kira-kira 50 blek minyak tanah diisi 20 literan), dan 30 kg abu dapur atau abu kayu. Cara membuatnya adalah sebagai berikut :

Gambar 3 Penampung bak pengomposan
a. Akan lebih baik jika pengomposan terbuat dari bak semen. Dasar bak dibuat cekung dan melekuk dibagian tengahnya, lalu disalah satu sisi bak itu dibuatkan lubang . maksudnya, agar cairan yang terbentuk selama pengomposan dapat tuntas dan tertampung dengan baik. Karena cairan ini nantinyan akan dimanfaatkan lagi, di siramkan ke atas bahan-bahan yang sedang dikomposkan.
Seandainya kita tidak bisa menyediakan bak semen , bak pegomposan juga bisa terbuat dari tanah galian dengan lubang berukuran 21/2 x 1 x 1 m ( panjang, lebar , tinggi ). Hanya saja kalau kita menggunakan bak pengomposan semacam ini hasilnya tidak akan sempurna, dan juga komposnya nantinya akan menjadi lembek dan sangat berair.
b. Kalau bak pengoposan sudah siap, sampah beserta kulit buah kopi dan kotoran ternak diaduk menjadi satu. Campuran ini dimasukkan kedalam bak setinggi 1 m. Ingat jangan dipadatkan! Sebab kalau dipadatkan tumpukkannya akan tumpukannya akan menjadi mampat dan kekurangan ogsigen. Akibatnya mikro organisme anaerob akan berkembang biak mendominasi mikro organisme aerob, sehingga proses pengomposan tidak akan berlangsung sengan sempurna. Setelah itu, bagian atas tumpukan bahan tadi di taburi abu secara merata.
c. Beberapa minggu kemudian suhu udara dalam dalan pencampuran kompos akan meningkat pesat 4-5 hari, lalu akan segera menurun lagi. Ini merupakan suatu pertanda bahwa prose pengomposan berlangsung dengan baik.
d. Cairan yang keluar dari bak semen harus ditampung. Cairan ini di siramkan kepermukaan campuran kompos, untuk meningkatkan kadar nitrogen dan meningkatkan proses pengomposan.
e. Setelah 2-3 minggu kompos perlu dibolak-balik setiap minggu. Biasanya setelah 2-3 bulan kompos sudah cukup matang sempurna.
f. Sebelum dimanfaatkan sebaiknya kompos di jemur dulu sampai agak kering dan kadar airnya kira-kira tinggal 50 - 60 % saja.

Gambar 4 Cara pembuatan kompos campur kulit buah kopi

3. Kompos Sistem Bogor
Pengomposan cara ini konon sudah lama dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Bogor, Jawa barat. Karena itulah maka system pegomposan yang sebenarnya merupakan adaptasi dari pengomposan model indore ini diembel-embelli istilah Bogor. Sampah garbage merupakan bahan dasar pembuatan kompos dengan cara ini dan juga jerami kotor yang sudah bercampur dengan air kencing ternak. Sebagai pemacu pengomposan perlu juga disiapkan kotoran ternak memamah biak dan air kencingnya. Sedangkan untuk menetralisasi terjadinya peningkatan keasaman sediakan abu ( bisa abu dapur atau abu kayu). Selanjutnya, campurkan jerami dan sampah di timbun dalam bedengan berukuran 21/2 x 21/2 m sampai setinggi 25 cm. di atasnya di campuri kotoran dan air kencing ternak, tipis-tipis saja tapi merata. Kemudian ditimbun lagi dan diberi kotoran dan air kencing ternak. Demikian seterusnya sampai tinggi 11/2 cm. Nah, bagian atas kemudian ditimbun abu sampai kira-kira setebal 10 cm. kalau pengoposan sudah berlangsung 15 hari, campuran dibalik-balik begitu pula setelan 30 dan 60 hari. Biasanya jika sudah diproses 3 bulan kompos cukup matang dan bisa segera dimanfaatkan
Dari ketiga pembuatan sampah garbage itu bisa dipilih mana yang paling sesuai dan paling mungkin diterapkan didaerah kita. Agaknya cara terakir paling memungkinkan, karena bahan-bahannya bisa diperoleh dengan mudah. Walapun demikian cara yang kedua pun bisa diadaptasi. Kalau didaerah kita tidak tersedia kulit buah kopi itu kita ganti dengan hijau daun, seperti daun lamtoro atau yang lainnya.

10 cm
25 cm
Abu
Campuran Kotoran
dan air kencing ternak

Campuran sampah dan jerami

Gambar 5 Susunan campuran sampah dan jerami, kotoran dan air kencing ternak serta abu

Pembuatan Briket Arang Sampah
Rupanya sampah pun bisa digunakan sebagai bahan baker, memang belumlazim dilakukan tapi tentu tak ada salahnya kalau dicoba. Siapa tahu briket arang sampah bisa menghemat anggaran belanja bahan baker sampai sekian ribu rupiah, apalagi kalau disekitar kita kebetulan terdapat tumpukan sampah yang menggunung dan sudah kering pula
Briket arang sampah ini biasanya hanya dibuat dari sampah jenis rubbish. Itupun tergolong dari sampah yang tak mudah lapuk yang bisa terbakar. Contohnya adalah sampah kertas, kayu, kardusasalkan sudah kering. Contohnya adalah bekas daun pembungkus. Tentu saja sampah jenis garbage yang basah dan tak mungkin bisa sikeringkan tidak perlu dipaksakan untuk disertakan dalam pembuatan briket arang sampah ini. Karena selain tak bisa hangus dan tak mudah menjadi arang nantinya jelas akan menurunkan mutu briket arang.
Kalau kita ingin mencoba barang kali bisa memilih dari salah satu cara pembuatan briket arang sampah deperti yang diuraikan dibawah ini :
1. Briket Arang Sampah Menggunakan Perekat Daun
Sesuai dengan namanya, dalam pembuatan briket arang ini daun tanaman yang masih basah memang sengaja digunakan untuk merekatkan briket arang sampah agar bisa dibentuk. Bahan pembuatan briket arang sampah ini sebainya terdiri atas 8,75 persen sampah kering yang bisa terbakar ( presentase setelah sampah dibakar dan ditumbuk) dan 12,5 persen daun tanaman yang masih segar sebagai perekat ( presentase setelah daun ditumbuk) cara membuatnya adaah sebagai berikut :
a. Sampah kering dimasukkan kedalam drum bekas sampai setebal 10 cm. Ingat jangan dipadatkan ! sampah ini segera sibakar. Selanjutnya setelah sampah pertama terbakar lebih kurang 15 menit, sampah kedua dimasukkan setebal 10 cm dan dibakar sampai habis demikian seterusnya sampai pembakaran ini sampah perlu sekali-sekali diaduk-aduk agar semua sampah terbakar dengan sempurna
b. Untuk mengungari masuknya ogsigen kedalam drum, mulut drum perlu agak ditutup dengan demikian api tidak akan berkobar-kobar dan pembakaran sampah akan megeluarkan kepulan asap. Dengan cara pembakaran demikian pembakaran sampah diharapkan sampah akan menjadi arang dengan sempurna
c. Pembakaran diteruskan dan dilakukan persis seperti dilakukan di (a) tadi sampai semua sampah habis. Sampah terakhir dibiarkan terus terbakar sampai selama 45-60 menit sampah didalam drum kemudian disiran dengan air sampai tidak membara lagi.
d. Kalau arang didalam drum sudah agak mendingin, segera dikeluarkan dari dalam drum dan ditampung di dalam alat penumbuk. Arang sampah dihaluskan.
e. Di lain alat penumbuk daun-daun yang akan dimanfaatkan sebagai alat perekat ditumbuk juga sampai lumat
f. Kedua bahan yang sudah ditumbuk tadi (d dan e ) di campur jadi satu sampai bercampur betul. Campuran ini lalu di cetak . bentuknya bisa apa saja bisa terserah kesukaan kita, bisa berbentuk bola-bola, bisa mneyerupai keu putu, bisa berbwentuk batangan, atau bahkan bisa berbentuk lempengan saja. Selanjutnya di jemur sampai kering. Briket arang sampah sudah bisa dimanfaatkan
2. Briket Arang Sampah Tanpa Perekat Daun
Pada dasarnya langkah pembuatannya sama persis dengan pembuatan briket arang sampah dengan perekat daun. Hanya bedanya, karena briket arang ini tidak dicampur dengan gilingan daun sebagai perekat maka gampang sekali pecah dan mudah sekali rapuh, untuk itu briket arang sampah dengan tidak menggunakan perekat daun ini tidak bisa dicetak. Dengan demilkian jika adonan siap segera ' dicetak' dimulut anglo (pembakaran dari tanah liat bakaran). Anglo yang berlubang-lubang disisipkan kertas agar nantinya briket arang juga berlubang-lubang sehingga tidak menyulitkan pembakaran sewaktu digunakan. Gulungan kertas ini harus segera diangkat sesudah adonan briket dimasukkan kemulut anglo. Setelah briket arang kering sudah tidak bisa lagi diangkat-angkat dan dipindahkan dari mulut anglo, dan karena itu harus dimanfaatkan dulu sebelum mulut anglo diisi dengan briket arang sampah selanjutnya.

Back to Content ^

Bab III Penutup

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan Bab II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan Ilmu pengetahuan, sesuatu yang tidak berguna bisa menjadi berguna dan dapat menghasilkan uang.
2. Tidak semua barang yang mempunyai mutu tingi hanya dihasilkan oleh pabrik, jika kita mau bertekat dan ulet kita juga bisa membuatnya.
Saran
Kita sebagai manusia yang mempunyai akal dan pikiran, sebaiknya dapat menggunakan akal dan pikiran kita untuk memanfaatkan sampah yang bisa menimbulkan penyakit menjadi sesuatu yang berguna, dan juga harus melestarikan lingkungan di sekitar. Tidak ada kata terlambat jika kita mau berusaha.
Penutup
Dengan penyusunan makalah ini, kami menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang memberikan sumbangan pikiran dan tenaga sehingga tugas ini selsai.
Back to Content ^


Download Makalah

Dapatkan file secara lengkap berupa pengaturan, gambar, tabel dan lain-lain dalam format microsoft word (.doc) pada link dibawah ini !!
Dowwload Makalah Memproses Sampah Format Microsoft Word (.doc)
Cover | Halaman Pengesahan dll | Isi Makalah

Back to Content ^

Comments